Mengenal Dunia Kerja: Strategi adaptasi dunia kerja
- Mengenal Dunia Kerja
- Strategi Adaptasi Dunia Kerja
- Persiapan dalam Menjalani Pekerjaan
- Pentingnya Memahami Etika Kerja dan Budaya Kerja

Ayo pelajari materi-materi yang menarik dibawah ini. scan augmented reality untuk melihat efek 3D dari materi anda dan dengarkan audio pembelajaran yang menarik
Buka Aplikasi Asembler Edu Kalian dan Scan Barcode ini :
Powered By EmbedPress
Audio pembelajaran dibawah ini menjelaskan materi Mengenal Dunia Kerja: Strategi adaptasi dunia kerja .
Klik Play untuk mendengarkan audio pembelajaran :
Dengarkan dengan sungguh-sungguh. Semoga berhasil teman-teman semuanya
Scan Disini Untuk Melihat Materi Flipbook
Pelajari materi yang disediakan dan coba kerjakan latihan soal yang ada ya. Semoga berhasil
Informasi dunia kerja dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang dalam menentukan karirnya di masa mendatang. Informasi dunia kerja yang diperoleh dapat menjadi gambaran dalam melihat dan menghadapi peluang-peluang usaha yang ada agar dapat bekerja sesuai dengan bidang keahlian. Selain itu, dengan memiliki informasi terkait dunia kerja, kita dapat melakukan persipan sebelum memasuki dunia kerja (Kusnaeni and Martono, 2016). Memasuki dunia kerja merupakan fase penting dalam kehidupan yang membawa tantangan dan peluang baru. Bagi seorang Muslim, dunia kerja bukan sekadar tempat mencari nafkah, tetapi juga arena untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Islam memandang pekerjaan sebagai bagian dari ibadah jika dilakukan dengan niat yang ikhlas dan sesuai dengan ajaran agama. Sebagaimana dijelaskan di dalam al-Qur’an dalam surat Al-Hasyr ayat 18,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ١٨
yâ ayyuhalladzîna âmanuttaqullâha waltandhur nafsum mâ qaddamat lighad, wattaqullâh, innallâha khabîrum bimâ ta‘malûn
Artinya:Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Ayat diatas menjelaskan kepada kita bahwa sebagai seorang muslim, orientasi kerja kita tidak hanya terbatas pada kehidupan di dunia tapi juga demi membangun kehidupan akhirat. Seluruh aktifitas kerja di dunia harus disadari sebagai perjalanan menuju kehidupan akhirat yang hakiki.
Sebelum memasuki dunia kerja, maka kita harus memiliki pemahaman tentang struktur dan dinamika tempat kerja. Pertama, dunia kerja menuntut pemahaman tentang tanggung jawab dan profesionalisme. Setiap pekerjaan memiliki tugas dan kewajiban tertentu yang harus dilaksanakan dengan baik. Tanggung jawab ini tidak hanya meliputi tugas-tugas teknis, tetapi juga komitmen terhadap nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan disiplin. Profesionalisme berarti melakukan pekerjaan dengan kualitas terbaik, menjaga etika, serta mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan lingkungan kerja(Oroh, Pioh and Undap, 2017). Kedua, mengenal dunia kerja juga berarti memahami pentingnya etos kerja. Etos kerja adalah sikap yang mencerminkan dedikasi dan semangat dalam bekerja. Ini mencakup kerja keras, keuletan, dan kesediaan untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan. Dalam dunia kerja, orang yang memiliki etos kerja yang kuat cenderung lebih dihargai dan memiliki peluang lebih besar untuk berkembang(Yantika, Herlambang and Rozzaid, 2018). Ketiga, Dunia kerja memerlukan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Hampir semua pekerjaan membutuhkan kolaborasi dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, memahami perspektif orang lain, dan bekerja secara tim sangatlah penting. Lingkungan kerja yang harmonis dan produktif tercipta ketika setiap individu mampu menghargai dan bekerja sama dengan orang lain. Keempat, mengenal dunia kerja berarti memahami dinamika dan budaya kerja di tempat tertentu. Setiap perusahaan atau organisasi memiliki budaya kerja yang berbeda-beda. Budaya ini mencakup nilai-nilai, kebiasaan, dan norma-norma yang dianut oleh perusahaan. Memahami dan menyesuaikan diri dengan budaya kerja ini penting agar seseorang dapat berintegrasi dengan baik dan bekerja secara efektif. Keenam, dunia kerja adalah tempat di mana seseorang mengejar karir dan tujuan jangka panjang. Bekerja bukan hanya tentang mendapatkan gaji, tetapi juga tentang mencapai kepuasan pribadi, pengembangan diri, dan kontribusi kepada masyarakat. Dengan memahami dunia kerja, seseorang dapat merencanakan karirnya dengan lebih baik, mengidentifikasi peluang untuk berkembang, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan profesional dan pribadi.
Strategi adaptasi dalam dunia kerja merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan dan kesejahteraan dalam karier. Adaptasi melibatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, memahami lingkungan kerja yang dinamis, dan mengembangkan keterampilan yang relevan. Dalam Islam, adaptasi juga terkait dengan sikap tawakal (berserah diri) kepada Allah, serta usaha yang terus-menerus untuk memperbaiki diri dan bekerja dengan niat yang tulus. Allah berfirman dalam Surah Ar-Ra’d ayat 11,
……………اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ …………. ١١
innallâha lâ yughayyiru mâ biqaumin ḫattâ yughayyirû mâ bi’anfusihim,
Artinya:Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia
Ayat ini mengajarkan pentingnya upaya individu dalam beradaptasi dan memperbaiki diri agar bisa mencapai kesuksesan.
Untuk bisa beradaptasi dengan pekerjaan, maka kita harus memiliki strategi yang tepat agar kita dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Adapun strategi yang dapat kita lakukan yaitu, Pertama, sikap proaktif. Ini berarti tidak hanya menunggu perubahan terjadi, tetapi juga mengambil inisiatif untuk belajar dan berkembang. Islam mendorong umatnya untuk terus mencari ilmu dan meningkatkan kemampuan diri. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah). Dengan terus belajar dan meningkatkan keterampilan, kita dapat lebih mudah beradaptasi dengan perubahan di tempat kerja dan tetap relevan dalam profesinya.
Kedua, sikap sabar dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan di dunia kerja. Sabar adalah salah satu sifat yang sangat ditekankan dalam Islam. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 286, Allah berfirman,
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ …
lâ yukallifullâhu nafsan illâ wus‘ahâ
Artinya:Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya.
Ayat ini mengingatkan bahwa setiap tantangan yang kita hadapi sudah diukur oleh Allah sesuai dengan kemampuan kita. Oleh karena itu, kita harus bersabar dan terus berusaha, karena Allah akan memberikan jalan keluar bagi mereka yang bersabar dan tetap teguh.
Ketiga, komunikasi yang baik juga merupakan aspek penting dari adaptasi dalam dunia kerja. Dalam Islam, menjaga komunikasi yang baik dan sopan adalah bagian dari akhlak mulia. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam dunia kerja, kemampuan berkomunikasi dengan baik, mendengarkan dengan empati, dan berbicara dengan bijaksana sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.
Keempat, kerjasama dan saling membantu dalam kebaikan. Dalam Surah Al-Maidah ayat 2, Allah berfirman,
………………ۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ ٢
wa ta‘âwanû ‘alal-birri wat-taqwâ wa lâ ta‘âwanû ‘alal-itsmi wal-‘udwâni wattaqullâh, innallâha syadîdul-‘iqâb
Artinya: Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.
Kerjasama yang baik di tempat kerja merupakan bagian dari strategi adaptasi yang efektif, karena dengan saling mendukung dan membantu, kita bisa lebih mudah mengatasi kesulitan dan mencapai tujuan bersama.
Kelima, keikhlasan dalam bekerja sebagai bagian dari adaptasi. Keikhlasan berarti bekerja dengan niat yang tulus, bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan materi, tetapi juga sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Dengan niat yang ikhlas, kita akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam berbagai situasi di tempat kerja, karena ia bekerja bukan hanya untuk manusia, tetapi untuk memenuhi tanggung jawabnya kepada Allah.
Persiapan dalam menjalani pekerjaan adalah langkah awal yang sangat penting dalam Islam, karena pekerjaan yang dilakukan dengan persiapan matang akan lebih mudah mencapai keberhasilan dan membawa keberkahan. Al-Qur’an dan hadis memberikan panduan mengenai pentingnya mempersiapkan diri dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pekerjaan. Persiapan mencakup perencanaan yang baik, pengembangan keterampilan, serta menjaga niat dan tujuan yang benar. Dalam Surah Al-Hasyr ayat 18, Allah berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ١٨
yâ ayyuhalladzîna âmanuttaqullâha waltandhur nafsum mâ qaddamat lighad, wattaqullâh, innallâha khabîrum bimâ ta‘malûn
Artinya:Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu memperhatikan dan merencanakan setiap tindakan kita, termasuk dalam konteks pekerjaan, untuk mencapai hasil yang baik di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya persiapan dan perencanaan dalam segala hal. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda,
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ
‘inn alllah eazz wajall yuhibb ‘iidha eamil ‘ahadukum eamalan ‘an yutqinah
Artinya: “sesungguhnya Allah menyukai jika seseorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan, maka ia melakukannya dengan itqan (dengan sempurna).”
Hadis ini menekankan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, dan untuk itu diperlukan persiapan yang matang.
Persiapan dalam pekerjaan juga mencakup pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan tugas yang akan dilakukan. Dalam Islam, mencari ilmu dan mengasah keterampilan adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” Dengan ilmu dan keterampilan yang memadai, seorang Muslim dapat menjalankan pekerjaannya dengan lebih efektif dan efisien.
Selain itu, menjaga niat yang benar dalam bekerja adalah bagian penting dari persiapan. Dalam Islam, niat sangat menentukan nilai dari suatu amal. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, seorang Muslim harus memastikan bahwa niatnya dalam bekerja bukan hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk mendapatkan ridha Allah dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Terakhir, persiapan dalam pekerjaan juga melibatkan doa dan tawakkal kepada Allah. Setelah segala usaha dan persiapan dilakukan, seorang Muslim harus berserah diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya. Dalam Surah Ali Imran ayat 159,
……………….. فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ١٥٩
fa idzâ ‘azamta fa tawakkal ‘alallâh, innallâha yuḫibbul-mutawakkilîn
Artinya: Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.
Dengan tawakkal, kita menyadari bahwa hasil akhir dari pekerjaan kita berada di tangan Allah, dan kita harus siap menerima apapun hasilnya dengan hati yang lapang.
Etika kerja dalam pandangan islam diartikan sebagai etika yang dibentuk dengan meneladani sikap dan perilaku nabi Muhammad SAW, dengan mengedepankan al-Hadist dan al-Qur’an sebagai sumber kebenaran dan menjadi pedoman dalam membentuk, mengatur serta memberikan pengaruh atas seluruh aspek baik dari usaha, kompetisi, transparansi dan perilaku bertanggung jawab di tempat kerja. Tempat kerja dalam konteks ini merupakan suatu wadah atau media untuk meningkatkan value diri dalam hal ekonomi, sosial maupun psikologis. Melalui Selanjutnya bisa sebagai pertahanan social prestise dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan iman (Andriani, 2023).
Melalui usaha, kompetensi, transparansi dan perilaku bertanggung jawab yang didasarkan pada al qur’an dan hadist, maka akan melahirkan kerjasama, integritas, kejujuran dan tanggung jawab sosial sebagai bentuk budaya kerja yang diterapkan dalam aktivitas kerja sehari-hari, serta dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan kinerja kita ditempat kerja. Budaya kerja dalam Islam menekankan kolaborasi, saling menghormati, dan tolong-menolong. Dalam Surah Al-Ma’idah ayat 2, Allah berfirman,
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
wa ta‘âwanû ‘alal-birri wat-taqwâ wa lâ ta‘âwanû ‘alal-itsmi wal-‘udwâni wattaqullâh, innallâha syadîdul-‘iqâb
Artinya:…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.
Ayat ini menegaskan bahwa budaya kerja yang baik adalah yang mendorong kerja sama dalam kebaikan, bukan persaingan yang merusak atau menghalalkan segala cara.
Memahami dan menerapkan etika serta budaya kerja yang baik sesuai ajaran Islam juga akan berdampak pada produktivitas dan kualitas hasil kerja. Ketika nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan diimplementasikan, hal ini akan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif. Dalam jangka panjang, hal ini tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga organisasi secara keseluruhan.
Dengan demikian, memahami etika kerja dan budaya kerja yang baik adalah bagian dari pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur’an dan hadis memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana seorang Muslim seharusnya bersikap dan berperilaku di tempat kerja. Dengan menjadikan nilai-nilai ini sebagai pedoman, seorang Muslim dapat bekerja dengan profesionalisme tinggi dan mencapai keberkahan dalam pekerjaannya.
Time's up
Andriani (2023) Etika Kerja Islami. 1st edn. Jombang: Lima Aksara.
Kusnaeni, Y. and Martono, S. (2016) ‘Pengaruh persepsi tentang praktik kerja lapangan, informasi dunia kerja dan motivasi memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa SMK’, Economic Education Analysis Journal, 5(1), pp. 16–29. Available at: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj.
Oroh, A.W., Pioh, N. and Undap, G. (2017) ‘Profesionalisme Kerja Perangkat Kelurahan Dalam Pelayanan Publik Di Kelurahan Kotamobagu Kecamatan Kotamobagu Barat’, Jurnal Eksekutif [Preprint], (2). Available at: https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jurnaleksekutif/article/view/18463%0A
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jurnaleksekutif/article/download/18463/17992.
Yantika, Y., Herlambang, T. and Rozzaid, Y. (2018) ‘Pengaruh Lingkungan Kerja, Etos Kerja, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Pemkab Bondowoso) the Effect of Work Environment, Work Ethos, and Work Discipline To Employee Performance (Case Study on Pemkab Bondowoso)’, Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia, 4(2), pp. 1–15.